OLEH: ANJAR RAHARYANTI (101014056)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Anak Lambat
belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam
perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya)
disertai ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan
diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Sehingga,
anak lambat belajar membutuhkan lebih banyak waktu, lebih banyak pengulangan
dan harus seringkali berkonsultasi dengan guru agar mencapai kesuksesan.
Yusuf (2005:58) mengemukakan
bahwa “Anak yang prestasi belajarnya rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah rata-rata disebut anak yang
lamban belajar atau slow learner”.
Endang (2005:30) menyatakan “Pembahasan
tentang Border line atau garis batas
taraf kecerdasan yang menjadi kelompok tersendiri dan sering disebut sebagai
kelompok (lambat belajar)”.
Toto dalam makalah seminarnya (2005:23)
menyatakan Siswa lambat
belajar (slow learner) ialah siswa
yang inteligensinya berada pada taraf perbatasan (borderline) dengan IQ 70 – 85 berdasarkan tes inteligensi baku.
Murid di yang lambat belajar (slow learner)adalah sekelompok murid
disekolah yang perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan
perkembangan rata-rata teman seusianya.
Pada umumnya mereka ini mempunyai kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata . urid
yang lambat belajar tersebut sering dikenal sebagai anak yang “sub normal,mentally relarted” seperti
yang dijelaskan dalam “Dictionary of
Psychology” slow learner a non technical
variously applied to childrenwho are some what mentally retarted or are developing
at a slower that normal rate (Ernest R. Hillgrad,1962)
Murid lambat belajar berbeda dengan
murid yang berprestasi belajarnya rendah (under
acheiver). Murid lambat belajar perkembangan atau prestasi belajarnya lg
lebih rendah dari rata-rata karena mempunyai kemampuan kecerdasan yang lebih
rendah dari rata-rata. Sedangkan murid yang berprestasi rendah (under achiever) prestasi belajarnya lebih dari rata-rata , tetapi
kemampuan kecerdasannya normal atau mungkin lebih tinggi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa slow learner/lambat
belajar adalah
siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
B.
Gejala Anak Yang Lambat
Belajar
Pada
umumnya murid lambat belajar menunjukkan tingkah laku sebagai berikut:
1.
Keterlambatan: lambat
dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pelajaran, lambat membaca,
lambat memahami bacaan, lambat bekerja, lambat dalam mengerjakan tugas, lambat
dalam memecahkan masalah, dan sebagainya.
·
dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman
seusianya
·
daya
tangkap terhadap pelajaran lambat
·
membutuhkan
waktu yang banyak dalam menyelesaikan pekerjaannya
2.
Kelainan tingkah laku
yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan jelek
·
memiliki
konsep diri yang rendah
·
mempunyai
hubungan sosial yang kurang baik
3.
Kurangnya kemampuan,
yaitu kurang kemampuan konsentrasi, kurang kemampuan mengingat, kurang
kemampuan membaca, kurang kemampuan berkomunikasi, kurang kemampuan memimpin,
kurang kemampuan menyatakan ide atau mengemukakan pendapat
·
kemampuannya
dibawah rata-rata
·
kesulitan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan banyak perintah
4.
Prestasi yang rendah
yaitu prestasi belajar dan mengajar.
·
rata-rata
prestasi belajarnya kurang dari 6
·
pernah
tidak naik kelas
C. Faktor Penyebab Siswa Yang Lambat Belajar
Tidak
ada seorang pun yang tahu penyebab dari SL yang sebenarnya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa SL itu adalah pembawaan atau diturunkan, tetapi ini juga
tidak selalu terjadi. Faktor lingkungan, mulai dari lingkungan belajar yang
tidak layak hingga limbah-limbah yang membahayakan, kemungkinan ada hubungan
dengan SL.
Menurut
sumber lain, masalah-masalah
yang mungkin bisa jadi penyebab anak lambat belajar antara lain karena masalah
konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan
emosional.
D.
Bimbingan Terhadap Siswa Yang Lambat Belajar
Secara umum, kemungkinan bantuan yang dapat
diberikan kepada siswa yang lambat belajar menurut Badan Penelitian dna
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K):1985, antara lain :
a. Pemberian
informasi secara lisan
Tujuan pemberian informasi secara lisan
adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa sesuai dengan
kebutuhannya. Metode yang digunakan dapat diberikan dengan cara tanya jawab,
diskusi ataupun ceramah dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kesediaan siswa yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh
dalam memberikan informasi secraa lisan, antara lain :
(1)
Mempersiapkan
bahan-bahan informasi yang diperlukan dan menyajikan dnegan format tertentu.
(2)
Menciptakan
rapport dengan siswa yang menjadi
kasus.
(3)
Menkomunikasikan
bahan
(4)
Menyimpulkan
informasi dan merangkum cara-cara belajar yang akan digunakan siswa serta
menutup pertemuan.
b. Bantuan
penempatan
Bantuan penempatan ini ditujukan untuk
memperbaiki bantuan siswa dalam mengatasi kesulitan, khusunya yang menyangkut
hubungan sosial siswa dalam kelas dan tingkat kemampuan siswa. Misalnya,
menempatkan siswa pada kelas-kelas heterogen yang sesuai dengan tingkat
kecerdasannya.
c. Pertemuan
dengan orang tua
Pertemuan dengan orang tua murid yang
dianggap paling banyak manfaatnya dlam membantu kesulitan-kesulitan yant
dihadapi siswa, memberikan pelayanan khusus bagi siswa yang lambat belajar (slow learners) dan memebrikan motivasi
serta petunjuk cara-cara belajar yang efektif dan efisien.
d. Sosiodrama
Sosiodrama ini digunakan untuk
memperbaiki hubungan social dengan tema-temannya. Dalam pelaksanaan sosiodrama
ini harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
(1)
Persiapan
yaitu memeprsiapkan pengelompokan murid, mengidentifikasi masalah yang dihadapi
kelompok, merencanakan tema cerita
(2)
Intoduksi
yang meliputi memperkenalkan kegiatan dan tujuannya serta menjelaskan cara-cara
melaksanakan kegiatan
(3)
Pemilihan
peran ayng meliputi kegiatan menceritakan garis besar dan penentuan para pemain
(4)
Pelaksanaan
sosiodrama, yaitu masing-masing pemeran memerankan peranannya sampai sesuai
denganfantasinya
(5)
Mendiskusikan
sikap-sikap yang diperankan, bertukar pendapat dan saran tentang sikap
tersebut, pengarahan dan pemecahan
(6)
Mengulangi
permainan setelah memeprhatikan hasil diskusi.
e. Konseling
Individual
Pada tahap ini, konselor memberikan bantuan kepada
siswa secara individual dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi.
Maslaah-masalah ini memiliki intensitas kesulitan yang cukup dalam dan teknik
yang digunakan sesuai dengan karakteristik dan masalah siswa.
Ada banyak hal
yang bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru dalam melakukan bimbingan terhadap siswa yang
lambat belajar. Strategi-strategi yang
bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru (secara khusus berdasarkan penyebab) antara lain:
1.
Bimbingan
bagi anak dengan masalah konsentrasi
(a)
Ubahlah cara mengajar dan jumlah materi
yang akan diajarkan.
Siswa yang mengalami masalah perhatian dapat ketinggalan jika materi yang
diberikan terlalu cepat atau jika beban menumpuk dengan materi yang kompleks.
Oleh karena itu, akan berguna bagi mereka untuk :
§
Memperlambat
laju presentasi materi
§
Menjaga
agar siswa tetap terlibat dengan memberi pertanyaan pada saat materi diberikan.
§
Gunakan
perangkat visul seperti membuat bagan/skema garis besar materi untuk memberikan
gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan.
(b)
Adakan pertemuan dengan siswa. Siswa mungkin tidak menyadari peranan
perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak menyadari kalau perhatian
merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka. Dalam pertemuan ini seorang
kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa memberikan hukuman dan tanpa kencaman
akan sangat berguna bagi siswa.
(c)
Bimbing siswa lebih dekat ke proses
pengajaran. Karena tanpa
disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa. Dengan membawa
mereka dekat dengan kita secara fisik dan secara harfiah, akan membawa si anak
lebih dekat kepada proses pengajaran.
(d)
Berikan dorongan secara langsung dan
berulang-ulang. Biasakan siswa
tahu kalau anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Berikanlah kontak mata
ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan penghargaan
atas kehadirannya. Bisa juga dengan penghargaan verbal yang dilakukan dengan
tenang dan lembut.
(e)
Utamakan ketekunan perhatian daripada
kecepatan menyelesaikan tugas.
Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak diperhatikan bila mereka dihukum
karena tidak menyelesaikan tugas secepat orang lain. Membuat penyesuaian dan
jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mungkin akan sangat membantu
dan mendorong bagi sebagaian siswa.
(f)
Ajarkan self-monitoring of attention. Melatih siswa untuk memonitor perhatian
mereka sendiri sewaktu-waktu dengan menggunakan timer atau alarm jam.
Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai interval apakah mereke memberikan
perhatian atau tidak pada saat pengajaran. Catatan ini akan membantu
menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan dalam memfokuskan
perhatian juga bias berguna dalam strategi untuk memperkokoh keterampilan memperhatikan “attention skill”.
2.
Bimbingan
bagi anak dengan masalah daya ingat
(a)
Ajarkan
menggunakan highlighting atau
menggaris bawahi dengan penanda, untuk membantu memancing ingatan. Mereka harus
diberi tahu cara memilih tajuk bacaan, kalimat dan istilah kunci untuk diberi
garis bawah atau tanda dengan highlighter.
Kemudian me-review dari bacaan yang
di sudah digaris bahawahi tadi.
(b)
Perbolehkan
menggunakan alat bantu memori (memory aid).
Yang mana alat-alat itu bias berfungsi bagi mereka sebagai alat pengingat dan
bias jadi juga sebagai alat pengajaran.
(c)
Biarkan
siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahapan yang lebih
kecil dalam pengajaran. Misalnya dengan membagi tugas-tugas kelas dan rumah
atau dengan memberikan tes kemampuan penguasaan lebih sering.
(d)
Ajarkan
siswa untuk berlatih mengulang dan mengingat. Misalnya dengan memberikan tes
langsung setelah pelajaran disampaikan.
3.
Bimbingan
bagi anak dengan masalah kognisi
(a)
Berikan
materi yang dipelajari dalam konteks “high
meaning”. Ini berguna untuk
mengetahui apakan siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan
mengenai materi baru. Pengertian dapat diperkokoh dengan menggunakan contoh,
analogi atau kontras.
(b)
Menunda
ujian akhir dan penilaian. Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih
sering bagi siswa berkesulitan belajar. Evaluai terhadap tugas mereka sebagai
tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran
yang konstan mengenai siswa-siswa ini akan membentuk kepercayaan diri dan
kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa, menunda ujian akhir mereka sampai siswa
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari, mungkin merupakan cara terbaik.
(c)
Tempatkan
siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”. Siswa berkesulitan
belajar seringkali mempunyai sejarah kegagalan disekolah. Biasanya mereka
memiliki perasaan akan gagal (sense of
failing) dalam berbagai hal yang mereka lakukan. Memutuskan rantai
kegagalan dan menciptakan cipta diri (sense
of self) baru bagi siswa ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi
guru untuk melakukannya. Pada setiap tugas atau kemampuan siswa harus ditarik
kembali kepada masalah diman tugas dapat dilakukan tanpa kegagalan.
4.
Bimbingan
bagi anak dengan masalah sosial dan emosional
(a)
Buatlah
sistem perhargaan kelas yang dapat diterima dan dapat diakses. Siswa
berkesulitan belajar perlu memahami sistem penghargaan ini dikelas dan merasa
ikut serta di dalamnya. Jangan sampai siswa yang berkesulitan melajar merasa “out
laws”, mereka yang tidak memilki kesempatan untuk mendapatkan
penghargaan yang diterima siswa lain. Untuk memahami bagaimana mereka bisa
mendapatkan penghargaan yang baik, para siswa disini perlu diberi pemahaman
tentang bagaimana cara mendapatkan keuntungan sosial dari sikap positif dan
hubungan sosial yang baik dikelas.beberapa siswa mungkin ingin pembuktian
langsung dikelas.
(b)
Membentuk
kesadaran tentang diri dan orang lain. Sebagian siswa yang berkesulitan beljar
tidak memilki kesadaran yang jelas pada sikapnya sendiri serta dampaknya pada
orang lain. Membantu siswa ini menjadi lebih mengenal sikap mereka dan
dampaknya pada orang lain merupakan kesempatan yang brarti bagi perkembangan
sosial dan emosional. Berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa ini
mengenai sikapnya juga dapat menjadi langkah penting dalam membentuk hubungan
yang saling percaya di antara mereka.
(c)
Mengajarkan
sikap positif. Ketika siswa berkesulitan belajar menjadi lebih sadar terhadap
sikapnya dan mendapat pemahaman yang lebih baik atas interaksi dengan orang
lain, mereka akan merespon dengan baik intruksi-intruksi tentang cara membentuk
hubungan yang baik dan sense of self
(citra diri) yang lebih positif.
(d)
Minta
bantuan. Jika sikap seorang siswa berkesulitan belajar sangat tidak layak atau
sikap negatifnya tetap ada ketika semua cara telah dicoba, jangan ragu minta
bantuan. Cari bantuan pada teman sejawat disekolah yang mungkin dapat
memberikan bantuan dalam menjelaskan masalah-masalah social dan emosional,
serta mencari solusi mengenai kesulitan tersebut. Pertolongan ini bisa datang
dari psikolog, konselor, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Yang terpenting seorang pendidik memahami
bahwa minta bantuan bukan tanda kelemahan atau ketidakmampuan.
Bantuan Orang Tua bagi Anak yang Lambat Belajar :
1.
Adanya
perhatian dan pemahaman
Ketika anak yang lambat belajar membawa
raport yang buruk. Bicaralah pada mereka dengan tenang, lalu tanyakan tentang
perasaannya. Tak perlu ada kemarahan. Karena kemarahan bukanlah suatu
penyelesaian. Hal itu akan memperburuk kondisi, yang terburuk adalah ketika
mereka membenci campur tangan orang tua.
2.
Adanya
kerja sama dengan guru
Komunikasi yang dilakukan antara orang
tua dan guru tentang kesulitan belajar anak lambat belajar akan sangat membantu
pengembangan potensinya secara optimal. Jika orang tua tidak memiliki waktu
untuk menemui guru anak lambat belajar, arang tua dapat menemukan website
sekolah ataupun email guru anak lambat belajar. Guru akan mengusahakan yang
terbaik bagi anak lambat belajar dan memberikan penghargaan pada orang tua yang
seperti itu.
3.
Pengusahaan
asesmen
Lakukan komunikasi dengan pihak sekolah
untuk melakukan pengetesan anak lambat belajar yang melibatkan psikolog. Hal
ini akan mempermudah pemahaman berbagai pihak, baik orang tua maupun guru
terkait kelemahan yang anak lambat belajar miliki.
4.
Jadilah
orang tua yang bijaksana
Jagalah komukasi orang tua dan anak
lambat belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan hal yang sama. Berikan
respon positif tentang privasinya. Jika memang mereka membutuhkan waktu yang
lebih banyak (waktu ekstra) dalam menulis suatu ujian, berilah perhatian lebih
5.
Adanya
pekerjaan rumah
Anda membutuhkan waktu setiap malam
untuk membantu anak lambat belajar dalam menyelesaikan tugasnya. Itu memang
tidak mudah, tetapi hal itu juga tidak mudah bagi anak lambat belajar jika
tidak adanya suatu kepedulian, seperti penerapan reward. Jika orang tua bekerja bersama-sama dengan anak lambat
belajar, mereka juga akan belajar tentang bagaimana belajar dari orang tua.
Selain itu, orang tua juga akan mendapati suatu hubungan emosi yang semakin
kental dengan anak lambat belajar.
6.
Kesediaan
untuk melindungi anak
Biasanya beberapa kesalahan dilakukan
oleh guru. Mereka memberikan suatu makna bahwa kesalahan dilakukan oleh anak
lambat belajar, jika anak lambat belajar benar-benar merasa bahwa mereka akan
melakukan hal yang lebih baik jika mendapatkan guru lain atau kurikulum lain.
Maka, bicaralah dengan konselor sekolah untuk pertama kalinya, mereka akan
memberikan respon yang lebih cepat. Jelaskanlah bahwa ini adalah masalah
belajar, bukan masalah administrasi atau yang lain.
Tindak
Lanjut untuk Memenuhi Kebutuhan Anak Lambat Belajar :
Lingkungan
|
Materi
|
Tugas
|
Teknik dalam Memanajemen
|
Lain-Lain
|
Pengubahan Pengaturan
|
Gunakan inovasi: penghitungan, penulisan, bermain dan belajar, dll.
|
sederhana dan/ atau singkat
|
pengarahan, kontak positif
|
merujuk pada Kelompok Belajar Siswa untuk ide alternatif
|
Mengurangi gangguan-gangguan
|
Menggabungkan semua gaya belajar (auditory, visual, kinesthetic)
|
Membuat kontak individual
|
penyediaan timbal balik sesegera mungkin
|
Mendiskusikan ide-ide dengan personel sekolah lainnya
|
Adanya peran orang tua
|
Menggunakan bahan yang tersedia dari Bab I dan sumber-sumbaer lain
|
Mencoba intruksi lain dan pemberian test (misal: karya seni, penggunaan tape recorder, verbal vs. respon tertulis, teknik "lihat aku", pemetaan dan
pengelompokkan)
|
Berkeliling kelas
|
Meriview semua berkas
|
Pengajar yang seusia, pengajar yang berasal dari sekolah
lain ataupun asisten pengajar
|
Memasukkan komputer sebagai alat untuk memerintah, melatih, dan memberikan penguatan
|
Memberikan tugas-tugas pendek yang diperlukan
|
Memanggil nama siswa atau
menyentuh
mereka sebelum memberikan perintah
|
Mengatur kembali harapan
|
Mengikuti pembelajaran kelompok dengan kelas lain
|
Mengatur kemajuan
|
Memberikan instruksi yang spesifik
|
Menulis perintah di papan tulis atau memberikan lembar perintah
|
|
Kompensasi untuk masalah fisik di dalam kelas
|
Menggunakan beragam pengelompokan
|
Siswa mengulang perintah atau tugas secara lisan
|
Menyediakan
kesempatan untuk membangun kesuksesan
|
|
Mengurangi panjangnya jam sekolah
|
Menggunakan pengelompokan kooperatif
|
|||
Memberikan waktu kepada siswa untuk keluar dari bangkunya untuk melepaskan energinya
|
Menyediakan panduan praktis untuk kemampuan lain
|
|||
Pengelompokan silang antar kelas
|
BAB III
PENUTUP
1.
SIMPULAN
Slow learner/lambat
belajar adalah
siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
Faktor penyebab dari slow learner/
lambat belajar sebenarnya tidak ada seorang pun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa SL itu adalah
pembawaan atau diturunkan, tetapi ini juga tidak selalu terjadi. Faktor
lingkungan, mulai dari lingkungan belajar yang tidak layak hingga limbah-limbah
yang membahayakan, kemungkinan ada hubungan dengan SL.
Gejala yang
terjadi pada anak yang mengalami lambat belajar yaitu keterlambatan, kelainan
tingkah laku, kurangnya kemampuan dan prestasi yang rendah.
2.
SARAN
Konselor harus lebih peka terhadapa anak
yang mengalami lambat belajar. Dan diusahakan untuk memberikan pengajaran yang
lebih inovatif sehingga anak tertarik dan dapat memahaminya. Konselor bisa
merekomendasikan kepada guru untuk melaksanakan remedial teaching jika anak
susah untuk mengikuti pelajaran di kelasnya.
Referensi a mn yah.....?
BalasHapus