EVALUASI
DAN MAPING MASALAH PRIBADI SOSIAL
SMP
NEGERI 1 DRIYOREJO
Dosen
: Drs. Moch. Nursalim, M.Si
Dra. Retno Tri
Hariastuti, M.Pd. Kons
Nama
Kelompok
M.
Fathoni Agung S. (101014055)
Citra
Enggar P. (101014235)
Faizatul
Amilin (101014236)
Annisa
Ulfiandari (101014238)
Ajeng
Ariningsun (101014243)
BK
2010 B
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
PRODI
BIMBINGAN DAN KONSELING
2012
EVALUASI
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP
NEGERI 1 DRIYOREJO
Masalah pribadi maupun sosial yang
dialami oleh siswa di SMP Negeri 1 Driyorejo sangat beragam. Masalah pribadi
yang biasa terjadi diantaranya malas, membolos, merokok, kurang percaya diri,
dan melanggar tata tertib sekolah. Sedangkan masalah sosial yang sering timbul
yaitu saling mengejek, memalak, dan berkelahi.
Upaya yang dilakukan oleh guru BK
untuk menangani masalah-masalah tersebut sudah cukup baik, namun ternyata hasil
yang didapatkan masih belum maksimal. Seperti halnya dengan masalah membolos,
meskipun guru BK sudah memberikan layanan informasi pada saat MOS tetapi masih
banyak siswa yang membolos. Konseling individu juga telah diberikan kepada
siswa yang biasanya membolos, tetapi mereka masih tetap mengulanginya lagi.
Demikian
juga dengan masalah saling mengejek, guru BK di sana hanya memberikan layanan
konseling kelompok, layanan informasi yang dilakukan pada saat MOS dan tatap
muka di kelas, serta dengan pemanggilan orangtua, sehingga tujuan yang
diinginkan belum tercapai.
Menurut kelompok kami, ada beberapa
layanan lagi yang seharusnya diberikan oleh guru BK, diantaranya adalah:
·
Masalah merokok:
1. Siswa
yang merokok selain diberikan layanan konseling individu, sebagai tindakan preventif
juga dapat diberikan layanan informasi. Informasi dapat berupa poster-poster
yang berisi tentang bahaya merokok atau ajakan untuk menjauhi rokok yang
ditempel pada tempat-tempat strategis yang biasanya dilalui siswa.
2. Guru
BK bekerjasama dengan wakasek kesiswaan untuk mengadakan penyuluhan tentang
bahaya merokok dengan menghadirkan petugas kesehatan dan mantan perokok yang
telah merasakan dampak buruk dari merokok.
3. Guru
BK dapat mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Dalam
bimbingan kelompok ini guru BK memberikan topik tugas dengan tema bahaya
merokok bagi kesehatan.
·
Masalah membolos:
1. Guru
BK mengadakan konferensi kasus dengan pihak-pihak yang terlibat, seperti
orangtua, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan wali kelas.
2. Guru
BK dapat melakukan kunjungan ke rumah siswa yang bersangkutan untuk menemui
orangtua dan melakukan observasi terhadap situasi rumah maupun lingkungannya.
·
Masalah memalak:
1. Guru
BK mengadakan kegiatan bimbingan kelompok. Dalam bimbingan kelompok ini, guru
BK memberikan topik tugas dengan tema interaksi sosial sesama teman.
2. Selain
itu guru BK juga dapat melakukan kunjungan rumah dengan tujuan mengobservasi
keadaan rumah, keluarga, serta lingkungan tempat tinggalnya.
·
Masalah mengejek teman:
1. Guru
BK mengadakan layanan mediasi dengan mempertemukan siswa yang berselisih. Dalam
kegiatan ini guru BK berperan sebagai mediator.
2. Guru
BK mengajak siswa untuk mengikuti bimbingan kelompok. Dalam kegiatan ini, guru
BK memberikan topik tugas dengan tema interaksi sosial sesama teman.
MAPING
MASALAH PRIBADI
Deskripsi :
Perilaku
membolos siswa disebabkan oleh rasa malas dan jenuh dengan suasana belajar di
sekolah. Siswa lebih memilih pergi ke tempat penyewaan game online atau
nongkrong di warung kopi daripada mengikuti pelajaran di kelas. Bagi siswa,
game online dan nongkrong lebih menyenangkan daripada belajar di kelas. Dari
perilaku membolos tersebut akan menyebabkan prestasi belajar siswa menurun dan
juga merugikan sekolah karena biasanya siswa keluar dari sekolah dengan cara
merusak pagar. Upaya yang dapat dilakukan guru BK untuk mengantisipasi
terjadinya masalah tersebut adalah mengadakan bimbingan kelompok dengan tema
yang dibahas adalah perilaku membolos, selain itu guru BK juga dapat memberikan
layanan informasi dengan topik bahasan cara mengatasi rasa malas dan jenuh.
Sedangkan upaya penyelesaian masalah yang dapat dilakukan guru BK adalah
mengadakan kegiatan konferensi kasus yang menghadirkan pihak-pihak yang
terlibat, seperti orangtua, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan wali
kelas. Selain itu guru BK juga dapat melakukan kunjungan ke rumah siswa yang
bersangkutan untuk menemui orangtua dan melakukan observasi terhadap situasi
rumah dan lingkungannya. Setelah masalah terselesaikan guru BK dapat memberikan
upaya pengembangan agar masalah yang sudah terselesaikan itu tidak terulang
kembali, yaitu dengan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa dan
orangtuanya, kemudian guru BK juga dapat mengadakan kegiatan training dengan
tema manajemen motivasi diri.
SKENARIO
BIMBINGAN KELOMPOK
Tema : Perilaku
Membolos
No
|
Langkah-Langkah
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
|
Tahapan
|
Contoh Kalimat
|
1
|
Menerima secara terbuka dan me ngucapkan terima kasih
|
Pembentukan
|
Konselor: Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediannya untuk
mengikuti bimbingan kelompok hari ini (konselor menyapa dengan ramah dan
senyum)
|
2
|
Berdoa
|
Konselor: Sebelum kita memulai bimbingan kelompok mari
kita berdo’a terlebih dahulu
|
|
3
|
Menjelaskan bimbingan kelompok
|
Konselor: Anak- anak, sudah tahu belum tujuan kita
berkumpul disini itu apa?,
Konseli: Untuk bimbingan kelompok bu, Konselor: Anak- anak sudah tahu belum bimbingan kelompok itu apa?, Konseli: Belum bu, Konselor: Baiklah kalau begitu ibu jelaskan terlebih dahulu, apa yang dimaksud bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok adalah salah satu jenis layanan BK yang diberikan kepada sejumlah orang atau beberapa orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memperoleh informasi dan pemahaman baru dari topik yang dibahas. |
|
4
|
Menjelaskan tujuan bimbingan kelompok
|
Konselor: Jadi, nanti setelah bimbingan kelompok anak-
anak mendapat informasi dan pemahaman baru dari topik yang dibahas ini
|
|
5
|
Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok
|
Konselor: Jadi, dalam pelaksanaan bimbingan kelompok
ini kita akan membahas dan mendiskusikan secara bersama- sama dengan anggota
kelompok ini
|
|
6
|
Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok
|
Konselor: Agar bimbingan kelompok ini berjalan dengan
baik, maka diharapkan masing- masing anggota secara suka rela mau menyampaikan
pendapatnya tanpa paksaaan, agar kegiatan bimbingan kelompok ini dapat
berjalan dengan dinamis diharapkan setiap anggota untuk lebih terbuka tentang
segala sesuatu yang terkait dihati, dan partisipasi anda disini juga sangat
diharapkan seperti menyampaikan ide, serta pendapat. Selain itu dalam
bimbingan kelompok ini juga tidak boleh menyudutkan antar anggota kelompok
apabila nantinya terdapat pembicaraan yang ada kaitannya dengan kehidupan
seseorang diharapkan semua anggota kelompok dapat merahasiakannya.
|
|
7
|
Perkenalan dilanjutkan dengan permainan atau rangkaian
nama
|
Konselor : anak-anak apa kalian semua sudah
mengenal satu sama lain?
Konseli : belum bu,
Konselor : baiklah, kalau begitu agar lebih akrab bagaimana kalau kita saling memperkenalkan
diri
Konseli : iya bu
Konselor : supaya berbeda dengan biasanya ibu akan
memberikan satu aturan dalam memperkenalkan diri. Aturannya seperti ini, kita
duduk melingkar dan bergandengan tangan. Untuk memperkenalkan diri setiap anak nantinya akan meyebutkan nama dan
warna favoritnya, lalu teman disebelahnya akan menyebutkan warna favorit
temannya tadi diikuti nama dan warna favoritnya, begitu seterusnya.
|
|
8
|
Menjelaskan kembali kegiatan kelompok
|
Peralihan
|
Koselor: gimana anak-anak, sekarang sudah saling
mengenal semua kan?
Konseli: iya, sudah bu
Konselor : Anak-anak perlu kalian ketahui bahwa dalam
bimbingan kelompok ini harus beranggotakan minimal 10 orang dan maksimal 15
orang
|
9
|
Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan
lebih lanjut
|
Konselor: bagaimana apa anak-anak sudah merasa siap
semua untuk mengkuti bmbingan kelompok ini?
|
|
10
|
Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan
atau sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi
suasana tersebut
|
Konselor : Kalau semua sudah merasa siap ibu akan
melanjutkan kegiatan bimbingan kelompok kita, tapi jika memang ada dari
kalian yang merasa belum siap kita
melakukan ice breaking dulu. Tapi
sepertinya kalian sudah siap dan sudah kelihatan akrab satu sama lain.
konsei: iya bu, saya sudah siap. |
|
11
|
Memberi contoh topik bahasan yang dikemukakan dan
dibahas dalam kelompok
|
Konselor : oke, kalau semua sudah siap mengikuti
bimbingan kelompok, mari kita sepakati topik yang akan di bahas, misalnya yaitu tentang pergaulan bebas, sex education,
korupsi, dan lain-lain.
|
|
12
|
Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan yang telah
dipersiapkan
|
Kegiatan
|
Konselor : Sepertinya untuk saat ini kalian lebih cocok untuk membahas perilaku
membolos, jika memang kalian menghendaki untuk membahas topik
itu, mari kita bahas bersama-sama
|
13
|
Menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam
kelompok
|
Konselor: Karena akhir-akhir ini banyak siswa yang
membolos, jadi ibu rasa lebih
cocok jika kita membahas topik ini.
|
|
14
|
Tanya jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin
kelompok
|
Konselor: Dari anggota kelompok disini, mungkin ada
yang sudah tahu tentang apa itu perilaku membolos?
Konseli 1: Iya bu, saya tahu. Menurut saya, perilaku membolos itu nggak masuk pas waktunya sekolah.
Konseli 5: Kalo menurut saya membolos itu nggak
ikut pelajaran di kelas.
Dst.
|
|
15
|
Pembahasan topik tersebut secara tuntas
|
(Konselor memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perilaku
membolos serta dampaknya).
|
|
16
|
Selingan
|
(Ice Breaking)
|
|
17
|
Menegaskan komitmen para anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaaan dengan topik yang telah dibahas)
|
Konselor: Setelah mendapat informasi ini, apakah sudah
ada gambaran dalam diri kalian masing- masing?
Konseli2: Sudah bu, setelah ini saya gak mau bolos lagi. Konseli 3: iya bu, kasian orangtua saya, saya mau lebih giat lagi. Jangan sampai saya membolos dan mengecewakan orangtua saya.
Dst.
|
|
18
|
Menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan
diakhiri
|
Pengakhiran
|
Konselor: Nah, sepertinya kalian sudah cukup paham
tentang topik yang baru saja kita bahas, jadi pertemuan hari ini ibu rasa
sudah cukup.
|
19
|
Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapai masing-masing
|
Konselor: Sebelum pertemuan ini kita akhiri, mungkin
dari kalian ada yang mau menyampaikan kesan setelah terlaksananya bimbingan
kelompok ini?
Konseli: (beberapa konseli mengemukakan kesannya) |
|
20
|
Pembahasan kegiatan lanjutan
|
Konselor: Oke, menurut kalian apa kita perlu
melakukan bimbingan kelompok lagi?
Konseli
: Iya bu,,
Konselor
: Baiklah, kalau begitu kapan kita bisa melakukan bimbingan kelompok lagi?
Atau kalau sekarang masih bingung kapan waktunya, nanti saja kalian hubungi
ibu kalau sudah menemukan waktu yang tepat. Bagaimana?
Konseli
: Iya bu.
|
|
21
|
Pesan serta tanggapan anggota kelompok
|
Konselor
: Hmm, sebelum kegiatan kali ini kita tutup mungkin ada yang mau menyampaikan
pesan atau tanggapan?
Konseli: (konseli menyampaikan pesan dan
tanggapannya)
|
|
22
|
Ucapan terima kasih
|
Konselor: oke, terimakasih karena kalian sudah bersedia
mengikuti bimbingan kelompok hari ini, ibu sangat senang sekali dengan
antusiasme kalian.
|
|
23
|
Berdoa
|
Konselor
: Sebelum kita akhiri, marilah kita tutup dengan berdo’a
bersama (berdo’a mulai).
|
|
24
|
Perpisahan
|
(Saling berjabat tangan antara Konselor, Konseli satu dengan yang lain).
|
MAPING MASALAH SOSIAL
Deskripsi :
Masalah
sosial yang sering terjadi adalah saling mengejek. Adapun faktor penyebab yang
melatarbelakangi terjadinya masalah tersebut diantaranya kondisi fisik yang
tidak ideal (misalnya : kelebihan berat badan, gigi tidak rata, dan
sebagainya), mengejek nama serta pekerjaan orang tua yang dipandang kurang
layak (misalnya : menjadi tukang becak, penyabung ayam, sopir angkot, tukang
parkir, dan sebagainya), mengejek pacar
teman, dan juga bisa disebabkan karena timbulnya perasaan iri terhadap sesama
teman.
Akibat
dari masalah tersebut diantaranya, siswa yang menjadi korban ejekan akan merasa
minder di hadapan teman-teman yang lain, yang akhirnya membuat siswa tersebut
tidak mau masuk sekolah (membolos), adanya rasa dendam diantara keduanya yang
kemudian mengakibatkan terjadinya perkelahian. Hal ini membawa dampak terhadap
menurunnya prestasi belajar pada siswa tersebut.
Dari berbagai faktor
serta akibat yang ditimbulkan dari masalah tersebut ada beberapa upaya yang
dilakukan oleh seorang konselor (guru BK), yaitu upaya preventif untuk mencegah
terjadinya masalah tersebut, diantaranya: memberikan beberapa alternatif
layanan BK kepada siswa misalnya layanan informasi, layanan bimbingan kelompok,
maupun layanan bimbingan klasikal dengan memberikan materi mengenai cara
menghadapi ejekan atau kritikan, cara bergaul dengan baik, cara berinteraksi
yang baik antar sesama teman, cara menghargai orang lain, dan cara memahami
orang lain.
Sedangkan upaya kuratif
yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu melalui pemberian
layanan mediasi, dimana guru BK berperan sebagai mediator diantara kedua pihak
yang mengalami perselisihan dengan mempertemukannya, juga bisa melalui
pemberian layanan konseling kelompok dengan mengumpulkan beberapa pihak yang
terkait sekaligus membicarakan serta membahas masalah yang terjadi, dari upaya kuratif yang dilakukan tersebut
diharapkan siswa dapat menumbuhkan pemahaman dan kesadaran dalam dirinya
terutama kepada siswa yang suka mengejek, sehingga nantinya siswa tersebut
meminta maaf dan saling memaafkan.
Selanjutnya, upaya
pengembangan yang bisa diberikan adalah melalui layanan informasi, dimana guru
BK dapat memfasilitasi siswa dengan memberikan Bibliokonseling (buku bacaan,
misalnya mengenai cara bergaul yang sehat, berinteraksi sosial dengan sesama
teman, dll). Guru BK juga bisa melakukan ataupun mengadakan sharing
terhadap siswa dengan tetap menjaga hubungan baik melalui komunikasi rutin.
LAYANAN INFORMASI
Tema : Cara Menghadapi Kritik
Cara Bijak Menghadapi Kritik
Kritik bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi
bagi orang yang sensitif. Bagaimana tidak, usaha yang selama ini dikerahkan
ternyata masih saja mengundang rasa tidak puas dari orang lain. Tapi, begitulah
hidup. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa terbebas dari kritik.
Memang, ada cara ampuh untuk menghindari kritik, yakni dengan tidak
melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa. Namun, cara seperti itu bukanlah
pilihan yang layak diambil oleh para pemenang hidup.
Dari pada menghindari kritik, tentu akan jauh lebih baik bila kita belajar
menerima atau menghadapinya dengan baik serta mengambil manfaatnya. Bagi
sebagian orang, hal ini ternyata tidaklah mudah. Kritik, sehalus apa pun cara
menyampaikannya, ternyata tetap bisa mendatangkan rasa tidak enak, apalagi bila
kritik tersebut bersifat menjatuhkan. Bagi Anda yang termasuk dalam golongan
ini, 6 cara bijak menghadapi kritik berikut ini bisa dicoba untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Berusaha untuk
mengambil sudut pandang yang sama dengan si pemberi kritik. Jika berhasil,
maka kita akan benar-benar memahami alasan inti si pemberi kritik dalam
melontarkan kritik tersebut. Kalau sudah demikian, maka biasanya kita tidak
akan terlalu “panas” dan terganggu sehingga bisa lebih rileks dalam menyusun
argumen yang efektif dalam menjawab kritik tersebut.
2. Memandang kritik dari
sisi yang positif. Kritik pada dasarnya bisa digolongkan ke dalam dua hal,
yakni yang berlandaskan maksud baik dan maksud jahat. Namun, sebagai pribadi
yang merdeka, kita punya pilihan untuk memandang bahwa semua kritik tersebut
dilontarkan atas maksud baik (positif). Cara pandang seperti ini sangat
menguntungkan karena membuat pikiran kita lebih jernih sehingga bisa mengambil
manfaat kritik dengan maksimal.
3. Jangan biarkan diri
kita hanyut dalam perasaan sakit hati dan dendam ketika mendapatkan kritik,
sebab hal itu sangat merugikan diri sendiri. Kerugian tersebut ibarat membakar
seluruh rumah sendiri untuk membunuh seekor tikus yang bersembunyi di balik
lemari.
4. Tanamkan asumsi kepada
diri sendiri bahwa mendapat kritik merupakan hal yang membanggakan. Ya,
kritik biasanya ditujukan kepada orang yang berkarya, orang yang melakukan
apa-apa, atau orang yang menyandang status “penting”. Sebaliknya, orang yang
pasif, berdiam diri, dan tidak populer biasanya jauh dari kritik.
5. Ambil hikmah dari
setiap kritik yang kita dapat. Kritik seringkali menampilkan banyak hal
penting yang tersembunyi dari pandangan atau pikiran kita. Sebelum bereaksi
terhadap kritik, sebaiknya kita menelitinya terlebih dahulu. Bila kritik itu
salah, bisa diabaikan. Namun jika benar, maka bisa kita jadikan sarana penting
untuk memperbaiki diri.
6. Gunakan cara yang
asertif dalam menanggapi kritik. Cara yang asertif adalah cara yang
menegaskan pendirian dan pendapat dengan yakin, jelas, tegas, dan positif.
Sikap seperti itu memungkinkan kita untuk menyatakan pendapat atau kehendak
dengan tegas, elegan, dan terhormat dengan tetap menjaga harga diri dan
kehormatan orang lain.
Tema : Cara Mengendalikan Amarah
Mengendalikan Amarah
Beberapa hal berikut ini mungkin layak anda pertimbangkan untuk
mengendalikan amarah:
1.
Relaksasi
Relaksasi dapat
dilakukan dengan berbagai variasi, misalnya menarik nafas dalam-dalam,
melakukan latihan-latihan ringan untuk mengendurkan otot-otot, atau pun dengan
kata-kata: "relaks, tenang aja, take it easy, gak apa-apa kok".
2. Humor
Dalam penggunaan
humor hendaklah perlu diperhatikan 2 hal:
1)
Jangan
menggunakan humor hanya untuk menertawakan masalah yang sedang anda hadapi
tetapi gunakan humor sebagai suatu cara yang konstruktif untuk menyelesaikan
masalah,
2)
Jangan
menggunakan humor-humor yang bersifat kasar atau sarkastik sebab hal itu
merupakan bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sehat.
3. Mengubah Cara Pandang
Cobalah mengubah
pikiran-pikiran yang berlebihan dengan suatu yang rasional.
Contoh:
Daripada anda
mengatakan: "ah, ini sangat mengerikan, hancur semuanya, ini adalah mimpi
buruk bagi saya",
Cobalah mulai
mengubahnya dengan: "ya, memang hal ini membuat saya frustrasi, dan saya
bisa memahami mengapa saya menjadi marah, tetapi ini bukanlah akhir dari
segalanya bagi saya dan kemarahan tidak akan mengubah apa-apa".
4. Selesaikan Masalah Secara Tuntas
Alangkah baiknya
jika anda membiasakan diri menyelesaikan setiap permasalahan yang berhubungan
dengan diri anda. Dengan berkurangnya beban psikologis dalam diri anda maka kemungkinan
menjadi marahpun akan berkurang.
5. Melatih Cara Berkomunikasi
Meskipun setiap individu berhak untuk membela diri ketika dikritik atau
diajak adu argumentasi, namun untuk itu diperlukan ketenangan dan sikap untuk
tidak merespon secara terburu-buru.
6. Mengubah
Lingkungan
Apa yang dimaksudkan dengan mengubah lingkungan dapat berupa penataan
kembali tempat tinggal ataupun tempat kerja anda. Mengubah lingkungan dapat
juga berarti merubah aturan main yang berlaku di lingkungan tersebut dan juga
termasuk mengubah kebiasaan diri anda sendiri.
7. Melakukan
Konseling
Melalui bantuan para profesional mungkin akan diberikan bimbingan bagaimana
cara-cara yang tepat dalam mengendalikan amarah agar tidak merusak aspek
kehidupan yang lain.
“Anda tidak akan pernah bisa menghilangkan amarah
tetapi anda bisa mengendalikannya”
0 komentar:
Posting Komentar