ASSESMEN
PSIKOLOGI TEKNIK TES
(PENGGUNAAN TES PSIKOLOGI DALAM PROSES
KONSELING)
KELOMPOK
5
1.
Pradita Arisqi W. (101014035)
2.
Linda Septiana (101014042)
3.
Ika Wahyuni (101014052)
4.
Anjar Raharyanti (101014056)
5.
R.A.J Rizky Wulan (101014058)
6.
Kasyifatul M. (101014060)
7.
Fatimah A. (101014226)
8.
Rezki Wanda (101014227)
9.
Citra Enggar P. (101014235)
10.
Nanda Kharisma (101014240)
BK-B
2010
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan merupakan
suatu usaha bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka memecahkan masalah
yang dihadapinya.salah satu hal yang penting dalam memberikan bimbingan adalah
memahami siswa secara keseluruhan.Dengan demikian siswa akan mendapatkan
bantuan yang tepat dan terarah.Untuk dapat memahami siswa dengan
sebaik-baiknya,maka pembimbing perlu sekalimengumpulkan berbagai keteranganatau
data tentang masing- masing siswa.jenis data ynag dikumpulkan hendaknya
meliputi beberapa aspekyang berhubungan dengan diri siswa.Salah satu teknik pengumpulan data utuk memahami
siswa adalah: Tes Psikologis.Tes psikologis digunakan untuk mengumpulkan data
yang bersifat potensi seperti: intelegensi bakat minat,kepribadian,sikap dan
sebagainya.Program khusus dari seluruh program bimbingan pada umumnya juga
meliputi program testing. Setiap siswa sebagai indivividu mempunyai
perbedaan-perbedaan, mempunyai ciri khas tersendiri,serta mempunyai selera dan
minat tersendiri.Mereka perlu dipahami secara tepat.Ketepatan dalam memahami
individu merupakan suatu modal yang sangat berharga.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
tujuan diadakannya Test?
2.
Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih test?
3.
Apa saja prinsip-prinsip dalam pemilihan test?
4.
Bagaimana
cara mengkomunikasikan hasil tes kepada klien?
C. Tujuan
1.
Agar
mengetahui apa tujuan dari pelaksanaan test.
2.
Agar
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan test.
3.
Agar
mengetahui prinsip-prinsip yang ada
dalam pemilihan test.
4.
Agar
mengetahui bagaimana cara mengkomunikasikan hasil tes kepada klien dengan cara
ang tepat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan
Penggunaan Tes
1.
Untuk
menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya atau untuk meninjau
keterandalan informasi yang telah ada dengan tes psikologi.
2.
Untuk
penetapan siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing pada program pendidikan
pada umumnya. Penempatan siswa sesuai dengan kemampuan dalam pendidikan disebut
sebagai dengan penjurusan siswa.
3.
Untuk
pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
penggunaan hasil tes psikologis untuk konseling.
B.
Pemilihan
Tes
Dalam
pemilihan tes perhatian utama dicurahkan pada prinsip-prinsip dasar pengetesan
yang juga diterapkan pada seluruh kegiatan konseling. Pada kegiatan konseling
ada tiga hal penting yaitu memahami klien, menerima diri klien dan
pandangan-pandangannya, mengkomunikasikan pemahaman dan penerimaan konselor
kepada klien (Tuler: 1953)
Ada
dua tujuan utama dalam pengetesan pertama, unik memilih tes yang paling tepat
diikit banyak gunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Kedua, untuk memilih dan
merencanakan yang sedikit banyak dapat memberikan sumbangan untuk pertumbuhan
dan perkembangan klien. Dalam pemilihan tes dapat dilakukan dengan metode
pemilihan tes yang menyangkut tiga aspek, yaitu :
1.
Konselor
Konselor
merupakan faktor utama dalam menentukan keefektifan pendekatan pemilihan tes,
dengan ini menumbuhkan sikap atau keyakinan konselor untuk bisa memilih tes
yang tepat. Konselor akan merasa didorong dan berusaha untuk membuat keputusan
pemilihan tes.
2.
Situasi
Di
sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga dimana konselor berperan tentang tindakan kelembagaan.
Biasanya konselor mengalami kesulitan menciptakan kerjasama dengan klien. Pada
situasi ini biasanya konselor mengadakan alih tangan untuk melakukan untuk tes
psikologi.
3.
Klien
Klien
pada umumnya menerima konselor sebagai orang yang mampu dan bijak dalam
memberikan bantuan. Mereka juga sering mengharapakn bantuan yang bersifat
kognitif. Kecenderungan seperti itu sering kali dihadapi oleh konselor.
C.
Prinsip-prinsip
Pemilihan Tes
1.
Penstrukturan
Prosedur
tes yang ditawarkan untuk dilakukan sebaiknya dikomunikasikan kepada klien.
Akan dilakukan dimana, kapan, apa saja yang harus disiapkan hendaknya
dikomunikasikan kepada klien dengan suasana yang menyenangkan dan
sungguh-sungguh dan hendaknya dimulai dengan suatu pernyataan umum tentang
peranaan tes dalam proses konseling.
2.
Klien
tak memilih tes tertentu
Bordin
memperingatkan bahwa klien todak dibebani tanggung jawab untuk menentukan tes
mana yang paling baik untuk mengungkapakn karakteristik psikis yang
dimilikinya. Hal ini merupakan hal harus dipersiapakan konselor. Klien biasanya
memerlukan informasi yang falid untuk mengambil satu atau lebih alternatif
tindakan.
3.
Keluwesan
Konselor
dituntut memiliki kemampuan untuk mengenali klien tidak hanya dari segi ucapan
atau susunan kalimat saja, tetapi juga bahasa tubuh klien. Jika klien tampak
enggan melaksanakan tes, sebaiknya tidak perlu lagi membahas penggunaaan tes
tersebut. Karena hal ini akan membuang waktu saja.
D.
Pengkomunikasian
Hasil Tes
1.
Pengkomunikasian
tes merupakan bagian proses konseling.
Pengkomunikasian hasil tes merupakan
proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi hasil tes tersebut belum
tentu disukai klien. Bagi konselor skor hasil tes merupakan suatu diskripsi
saja tetapi klien bisa saja menganggapnya sebagai motifasi. Konselor harus
mampu menafsirkan perasaan yang ditampilkan klien setelah melihat hasil tes
dalam usaha mengajak klien memahami dan menerima hasil tes tersebut.
2.
Pendekatan-pendekatan
dalam pengkomunukasian hasil tes.
Konselor perlu memberi tahukan implikasi
dan kesimpulan dari hasil pengetesan. Diperlukan pendekatan dalam
pengkomunikasian dalam tes.
a.
Konselor
melaporkan skor individu dalam beberapa bentuk (yaitu presentil, kesetaraan
tingkatan), memperlihatkan lembaran hasil tes dan selanjutnya mengajak klien
menafsirkan hasil yang diperolehnya.
b.
Konselor
melaporkan skor yang diperoleh, menguraikan beberapa implikasi, beberapa
prediksi dan juga membuat rekomendasi.
c.
Konselor
mengemukakan kesimpulan-kesimpulan, implikasi-implikasi, prediksi-prediksi
tetapi tidak mengemukakan referensi data tertentu yang mereka buat, tidak
memberikan penilaian terhadap skor tes dan juga tidak menunjukkan profil hasil
tes.
v Contoh pengkomunikasian hasil tes
Seorang konselor
akan memberikan hasil tes kepada kliennya yang bernama Joni, tetapi hasil tes
tersebut tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Joni, sehingga joni
merasa kecewa. Kemudian konselor tersebut memberikan motivasi kepada joni dan
berkata “saya yakin kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih baik daripada ini”.
Diharapkan dengan perkataan konselor seperti itu membuat Joni lebih
termotivasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tes bertujuan untuk
menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya, menempatkan siswa sesuai
dengan kemampuan masing-masing pada program pendidikan pada umumnya.Dalam
pemilihan tes hal yang perlu diperhatikan yaitu memahami klien,menerima diri
klien dan pandangan-pandanganya serta mengkomunikasikan pemahaman dan
penerimaan konselor kepada klien.Dalam pemilihan tes terdapat tiga aspek
penting yaitu konselor,situasi dan klien.Pengomunikasian hasil tes merupakan
proses yang rasional dan objektif bagi konselor tetapi hasil test tersebut
belum tentu disukai oleh klien sehingga konselor harus mampu menafsirkan
perasaan yang ditampilkan klien setelah melihat hasil test dalam usaha mengajak klien mamahami dan
menerima hasil test tersebut.
B. SARAN
- Diharapkan kepada konselor agar terus meningkatkan kemampuannya sehingga membantu memperlancar dalam memberikan layanan .
- Setelah membaca makalah ini diharapkan konselor mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan test,sehingga dapat membantu memberikan informasi dalam proses konseling.
- Dengan membuat makalah seperti ini, akan memacu kreativitas berpikir, memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca .
DAFTAR PUSTAKA
Titin dan
Hermin.2006.Asessmen Psikologi Teknik Tes.
www.assesmen
psikologi teknik tes.com
0 komentar:
Posting Komentar