Oleh : Ajeng Ariningsun (101014243)
A.
PENGERTIAN ANALISIS PEKERJAAN
Analisis pekerjaan adalah proses
pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan tertentu yang dilaksanakan
dengan cara mengamati (observasi) atau mengadakan interview terhadap pekerja,
dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor. Dari analisis jabatan ini
akan diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis pekerjaan
tersebut, antara lain kewajiban dan tanggung jawab pekerja, perlengkapan yang
diperlukan, standart kualifikasi, dan karakteristik tertentu yang diperlukan
oleh individu yang ingin memasuki pekerjaan tersebut.
B.
TUJUAN
ANALISIS PEKERJAAN
1. Job
description, yang
berisi informasi pengidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan
atau informasi mengenai standar- standar pekerjaan.
2. Job
classification, penyusunan
pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis
berdasarkan rencana sistematika tertentu. Rencana sistematika tradisional
biasanya didasarkan pada garis kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang
didasarkan pada teknologi, dan tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan
pada perilaku manusia.
3. Job
evaluation, suatu
prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di
dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
4. Job desing
instructuring, meliputi
usaha-usaha untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan
pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
5. Personal
requirement/spesifications,
berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu
bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), ketangkasan
(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan
bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6. Performance
appraisal, tujuan
penting daripada penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk
mempengaruhi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi,
seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer),
kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang
kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan
pekerjaannya masing-masing.
7. Worker
training, untuk
tujuan-tujuan pelatihan.
8. Worker
mobility, untuk
tujuan mobilitas pekerja (karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang
dalam posisi-posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
9. Efficiency,
ini mencakup penggabungan proses
kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik
lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
10. Safety, sama dengan efisiensi, tapi
perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku
kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
11. Human
resource planning, ini
meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi
untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah
dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
12. Legal/quasi
legal requirements, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang
berkaitan dengan organisasi.
C.
MANFAAT ANALISIS PEKERJAAN
1. Untuk
mengembangkan kriteria pengukuran kesuksesan kerja.
Dengan analisis pekerjaan dapat
diketahui aspek-aspek yang mendetail tentang pekerjaan, dan itu merupakan salah
satu cara untuk mengetahui kriteria kesuksesan kerja.
2. Untuk
menetapkan struktur fungsional jabatan.
Dalam suatu instansi terdapat
pembagian kerja yang jelas. Apabila ada ketidak jelasan alur kerja maupun batas
tanggung jawab dan otoritas, akan sering terjadi kekacauan kerja.
3. Evaluasi
pekerjaan.
Penetapan gaji disesuaiakan dengan
taraf kesulitan pekerjaan, pengalaman kerja, keterampilan dan pendidikan yang
dimiliki.
4. Untuk
pengembangan teknik yang digunakan dalam keperluan seleksi karyawan baru.
5. Penengembangan
metode dan prosedur kerja yang lebih efektif.
Untuk perbaikan metode dan prosedur
kerja, diperlukan adanya penelitian cara kerja yang lama diganti dengan yang
lebih efektif.
6. Untuk
pengembangan alat-alat perlengkapan kerja yang lebih efektif.
Diperlukan penelitian alat yang
lebih tepat, sehingga diperlukan alat-alat yang lebih efektif.
7. Pengembangan
program training/latihan.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan
telah diteliti dalam analisis pekerjaan, tinggal disesuaikan.
D.
ISI ANALISIS PEKERJAAN
1. Nama
pekerjaan
2. Metode
dan prosedur kerja yang digunakan:
a. Tugas
dan kewajiban
b. Bahan
dan alat
c. Prosedur
yang dipakai dalam pelaksanaan kerja
d. Rasa
tanggung jawab
e. Hasil
kerja
3. Kondisi
fisik lingkungan kerja
a. Tempat
kerja
b. Aman
c. Ketenangan
d. Kesehatan
4. Hubungan
antar pekerja atau antara pimpinan dan bawahan
5. Kondisi-kondisi
penerimaan karyawan
a. Teknik
yang digunakan
b. Mutasi
dan promosi
c. Lama
jam kerja
d. Besar
upah atau gaji
e. Tetap
atau tidaknya pekerjaan
f. Kesempatan
naik pangkat
g. Kesejahteraan
fisik dan psikis
6. Syarat-syarat
penerimaan karyawan
a. Ciri-ciri
fisik pekerja
b. Kemampuan,
sifat/tabiat, kejujuran, emosi calon pekerja
c. Latar
belakang calon pekerja, meliputi: pendidikan, pengalaman, dan latihan yang
diperoleh.
E.
JENIS
ANALISIS PEKERJAAN
1. Analisis Pekerjaan Tradisional
(Traditional Job Analysis)
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, antara lain
tanggung jawab yang merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan harus
bertanggung jawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan, kewajiban-kewajiban
umum dari seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan,
kualifikasi-kualifikasi minimal yang diterima sebagai kelayakan.
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODs)
Analisis
pekerjaan yang berorientasikan hasil ini merupakan suatu kehidupan kecil di
dalam program-oriented budget
yang bermanfaat bagi produktivitas.
F.
METODE PENGUMPULAN INFORMASI
ANALISIS JABATAN
Seperti
halnya banyak sumber yang menyediakan informasi mengenai pekerjaan, banyak
metode digunakan untuk memperoleh informasi tersebut. Empat metode yang umum
adalah:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Quesionaire,
apabila:
a. Digunakan
bilamana informasi yang diperlukan harus dikumpulkan dari berbagai macam
pelaksana pekerjaan dan dalam jumlah banyak.
b. Quesionaire
dapat bebentuk standar atau yang dibuat khusus.
c. Lebih
ekonomis karena tidak harus melibatkan analisis jabatan yang terlatih.
4. Catatan
harian
G.
TAHAP-TAHAP
ANALISIS PEKERJAAN
Dalam analisis pekerjaan terdapat
dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu:
1. Penentuan tugas-tugas utama,
kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku atau kewajiban-kewajibanyang akan dilaksanakan
dalam pekerjaan.
2. Penetapan pengetahuan (knowledge),
kemampuan-kemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan (skills), dan beberapa
karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap, ketangkasan atau
karakteristik fisik dan mental yang di perlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan tugas-tugas.
H.
MANFAAT
ANALISIS PEKERJAAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR
1. Dapat disesuaikannya pekerja dengan
bagian pekerjaan yang cocok.
2. Ditetapkannya peraturan yang jelas
untuk petugas dalam layanan bimbingan dan konseling karier.
3. Ditetapkannya alur kerja yang jelas
dalam layanan bimbingan dan konseling karier.
4. Pemilihan metode yang efektif dalam
layanan bimbingan dan konseling karier.
5. Untuk pemilihan alat-alat yang tepat
dalam layanan bimbingan dan konseling karier.
6. Untuk penetapan jenis
training/latihan yang diperlukan.
7. Untuk menelaah organisasi layanan
bimbingan dan konseling karier secara menyeluruh.
8. Untuk membantu petugas yang baru
dalam penyesuaikan diri.
Analisis pekerjaan bertujuan untuk menyusun dan mengevaluasi
serangkaian pekerjaan, maupun menetapkan dasar-dasar kualitas individu yang
sering diperlukan dalam suatu pekerjaan. Analisis pekerjaan juga bermanfaat
untuk pengembangan metode dan prosedur yang efektif, maupun pengembangan teknik
yang digunakan. Dan bagi layanan bimbingan dan konseling karier, dapat membantu
petugas baru dalam penyesuaian diri.
I.
KLASIFIKASI
PEKERJAAN MENURUT PAKAR
Pada klasifikasi pekerjaan menurut
pakar ini akan disajikan klasifikasi dan gambaran dari MORS (the occupational
rating scales), CROFT, KUDER, dan ANNE ROE.
1. Klasifikasi pekerjaan dari MORS
(1970) :
Klasifikasi
pekerjaan dari MORS ini, terdiri dari 7 karakteristik pekerjaan :
a. Kemampuan akademis
b. Kemampuan mekanik
c. Intelegensi social
d. Kemampuan klerikal
e. Bakat musik
f. Kemampuan artistik
g. Ketangkasan fisik
2. Klasifikasi oleh CROFT (1970) :
a. Kemampuan otot
b. Kemampuan alat indra
c. Kemampuan mental
d. Kemampuan social
e. Kemampuan konseptual
Menurut
CROFT, ada 4 unsur penting agar pekerja dapat menyesuiakan diri dengan baik,
sehingga berfungsi produktif dalam pekerjaannya, yaitu :
1) Karakter yang bisa dimahasiswakan
(dependability), intergritas, keyakinan dan kebijakan, serta kemauan keras
dalam berusaha, yang kesemuanya ini merupakan tuntutan dalam segala macam
pekerjaan, demikian juga dalam tingkat-tingkat pekerjaan.
2) Temperamen, kecenderungan menutup
atau membuka diri, keseimbangan emosional pada umumnya. Tidak semua pekerjaan
menuntut persyaratan tempramen yang seragam.
3) Kemampuan fisik, intelektual,
mekanik, soial, juga tidak dituntut secara seragam bagi semua pekerjaan.
4) Minat, keinginan, dan semua
kesenangan bekerja, dibidang pekerjaan yang telah dipilih oleh para pekerja
tersebut. Misalnya pekerjaan kantor, ilmiah, dagang, mekanik dan sebagainya
dituntut hubungan dengan benda-benda mati, atau orang, atau ide-ide yang
abstrak.
Unsur-unsur
yang dikemukakan oleh CROFT tersebut diatas perlu diperhatikan, karena masing-masing
pekerjaan biasanya telah mencanangkan persyaratan-persyaratan yang disesuaiakan
dengan bagian yang cocok dalam suatu pekerjaan. Tanpa adanya informasi yang
jelas tentang syarat-syarat pekerjaan, pencari kerja akan mengalami banyak
kesulitan.
3. Persyaratan kemampuan lima macam pekerjaan
menurut CROFT (1970) :
a. COST CLERK
Muscular !
!
Sensory ! !
Mental ! !
Social ! !
Conseptual ! !
b. PRESIDENT
Muscular ! !
Sensory ! !
Mental ! !
Social ! !
Conseptual ! !
c. OUTSIDE SALESMEN
Muscular ! !
Sensori ! !
Mental ! !
Social ! !
Conseptual ! !
d. LABORER
Muscular ! !
Sensory ! !
Mental ! !
Social ! !
Conceptual ! !
e. TELEPHONE OPERATOR
Muscular ! !
Sensory ! !
Mental ! !
Social ! !
Conceptual ! !
4. Klasifikasi dari KUDER (1968) :
a. Mechanical (pekerjaan teknik yang
berhubungan dengan mekanik dan listrik)
b. Computational (pekerjaan yang
berhubungan dengan perhitungan) :
1. Akuntan
2. Pencatat sensus
3. Ahli statistik
4. Guru matematik
c. Scientific (yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan dan yang bersifat ilmiah) :
1. Biolog
2. Astronom
3. Dokter
4. Psikiater
d. Persuasive (pekerjaan yang bersifat
membujuk, atau meyakinkan orang lain) :
1. Ahli poloyik
2. Salesmen
3. Radio announcer
4. Pekerja periklanan
5. Pedagang
e. Artistic (pekerjaan yang berkaitan
dengan seni) :
1. Arsitek
2. Pemahat
3. Pelukis
4. Designer
5. Piñata rambut
f. Linterary (pekerjaan yang berkaitan
dengan sastra) :
1. Actor
2. Pengarang
3. Guru bahasa
4. Ahli sejarah
5. Jurnalistik
g. Musical (pekerjaan yang berkaitan
dengan musik) :
1. Komponis
2. Penyanyi
h. Social service (pekerjaan yang
berkaitan dengan pelayanan social) :
1. Social worker
2. Guru
3. Psikolog
4. Konselor
i.
Clerical
(pekerjaan yang berkaitan dengan perkantoran) :
1. Sekretaris
2. Pegawai administrasi
j.
Outdoor
(pekerja yang selain 9 butir diatas) :
1. Petani
2. Pekerja tambang
3. Tukang batu
5. Klasifikasi pekerjaan menurut ANNE
ROE (1961) :
Pendapat Anne Roe, bahwa pekerjaan
itu dapat dibagi menjadi 8 kelompok besar:
a. Pelayanan/pengabdian :
1) Sedikit minat intelektual, maupun artistik
2) Tidak didominasi oleh interaksi
pribadi
Contoh : social worker, supervisor
pekerjaan social.
b. Kontak business :
1) Kurang minat intelektual dan artistik
2) Lebih kuat dan bersifat eksploitif
dalam interaksi pribadi
Contoh : konselor, public relations,
pedagang, penjaja barang.
c. Pekerja organisasi :
1) Mempunyai minat intelektual dan
artistik kurang
2) Memiliki nilai-nilai ekonomi yang
kuat
3) Mempunyai kedudukan tinggi yang
meyakinkan
Contoh : pegawai
perkumpulan/perserikatan, akuntan, industriawan, ketua-ketua organisasi
kemasyarakatan.
d. Pekerja teknlogi :
1) Banyak mengadakan hubungan
interpersonal
2) Kesanggupan dan minat mechanical
yang tinggi
3) Kurang menghargai nilai-nilai
estetika
4) Berorientasi pada obyek
5) Minta intelektual tinggi
Contoh : ahli mesin, ahli listrik,
sopir truk, ahli mekanik.
e. Pekerja luaran :
1) Berasal hampir seluruhnya dari
keluarga yang mempunyai pekerjaan yang sama
2) Memiliki karakteristik kurang relasi
interpersonal
Contohnya : mandor bangunan, pekerja
tambang, petani, pegawai kehutanan.
f. Pekerja ilmiah/pengetahuan :
1) Minta intelektual paling tinggi
2) Minat estetika yang rendah
Contoh : ahli research, ahli botani,
arkeolog.
g. Pekerja kebudayaan umum :
1) Orientasi verbal tinggi
2) Minat intelektual dan estetika yang
paling tinggi
Contoh : dosen, guru, ahli
perpustakaan.
h. Pekerja kesenian dan hiburan :
Cenderung bersifat narsis, kurang
minat intelektual, psikis yang kuat.
Contoh : aktris, penyanyi, penari,
komponis.
Blue Titanium Arte | The Art of the Cerakote
BalasHapusBlue-Titanium ford edge titanium 2019 Arte is where is titanium found a unique black titanium wedding bands ceramic micro touch trimmer sculpture. A unique ceramic sculptor from the Netherlands, created black titanium wedding bands in collaboration with the Italian artist